Analisis Kejujuran dan Kebijaksanaan


Dalam kehidupan sehari-hari diri tidak lepas dari sebuah keinginan. Keinginan ini akan membentuk suatu tujuan dalam diri. Untuk berjalan, duduk, berlari, berdiri dan lain sebagainya tidak lepas dari sebuah tujuan dalam diri, apakah disadari atau tidak tujuan tersebut tetaplah melekat dalam diri. Tujuan muncul sebagai akibat dari respon diri terhadap dunia luar ataupun kebutuhan dalam diri yang kemudian di realisasikan melalui tubuh untuk mencapainya. Sehingga dikenallah istilah kerja keras dalam berusaha.
            Sekarang pertanyaannya dilandasi muatan apakah tujuan dalam diri? Apakah sebuah tujuan dilandasi oleh muatan positif atau negatif dalam hati? Pertanyaan ini muncul karena jika muatan awal dalam tujuan tersebut bermuatan negatif hasil akhirnya pun akan merusak tatanan keseimbangan dan harmonisasi dalam kehidupan, baik yang bersifat nyata atau abstrak. Begitupun jika muatan awal dalam tujuan tersebut bermuatan positif, hasil akhirnya pun akan menjaga harmonisasi dan keseimbangan dalam kehidupan.
            Kemudian pertanyaan berlanjut, darimanakah muatan positif atau negatif ini muncul dalam sebuah tujuan diri? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita lihat respon awal yang menjadi landasan munculnya tujuan tersebut. Respon ada dua macam yaitu respon yang bersumber dari luar dan respon yang bersumber dari dalam diri. Respon yang bersumber dari dalam diri yang menjelma menjadi tujuan, awalnya mempunyai kecenderungan bermuatan netral. Mengapa? Karena tujuan tersebut menggerakkan tubuh hanya untuk memenuhi keseimbangan tubuh kita, sebagai contohnya ketika kita mau kencing, secara spontanitas kita mempunyai tujuan untuk pergi ke kamar mandi untuk kencing. Tujuan tersebut muncul sebagai respon dari keinginan dalam diri tersebut.
Proses terjadi atau tidaknya keinginan =
1.   Kejadian dalam diri (Haus) - berkeinginan (pembentukan niat untuk minum atau tidak minum didasarkan berbagai pertimbangan) - melakukan proses untuk minum (tujuan) - merealisasikan tujuan (minum air yang sudah di depannya) - kejadian dalam diri (rasa hausnya hilang).
a.    Kejadian dalam diri (Haus) - berkeinginan (pembentukan niat untuk minum didasarkan berbagai pertimbangan) - bertujuan (melakukan proses untuk menemukan air) - merealisasikan (berhasil menemukan air kemudian meminumnya) - kejadian dalam diri (tidak haus)
b.    Kejadian dalam diri (haus) - berkeinginan (pembentukan niat untuk tidak minum didasarkan berbagai pertimbangan) - tujuan untuk minum di pending karena merealisasikan tujuan lain yang lebih penting (X) - realisasi (dipending) - kejadian dalam diri (haus).
2.    Kejadian luar diri (pengemis minta sumbangan) - berkeinginan (memberi / tidak memberi sumbangan didasarkan berbagai pertimbangan) - melakukan proses mengambil / tidak mengambil uang (bertujuan) - memberi / tidak memberi sumbangan (hasil) - kejadian luar diri (senang / kecewa)
a.    Kejadian luar diri (pengemis minta sumbangan (berharap dikasih)) - berkeinginan (memberi sumbangan didasarkan berbagai pertimbangan) - bertujuan (melakukan proses mengambil uang) - merealisasikan (memberi sumbangan pada pengemis) - kejadian luar diri (senang).
b.    Kejadian luar diri (pengemis minta sumbangan (berharap dikasih)) - berkeinginan (tidak memberi sumbangan didasarkan berbagai pertimbangan) - Tujuan (mencari alasan yang sesuai) - realisasi (minta maaf dg alasan pertimbangan tersebut) - kejadian luar diri (kecewa).
                                                ---------------------------------------------
Sehingga Proses terjadi atau tidaknya keinginan adalah
Respon dalam diri / luar diri - Keinginan (krenteking jero ati) - Tujuan dalam diri - realisasi - Respon dalam diri / luar diri.
Kuasa Tuhan - kuasa manusia - kuasa manusia - kuasa manusia - Kuasa Tuhan.
Tampak / abstrak - abstrak - antara nampak dan abstrak - nampak - nampak / abstrak.

Dari penjelasan tersebut, bahwa suatu respon baik dalam diri atau diluar diri merupakan kuasa Tuhan yang disajikan kepada manusia. Sebagai contoh diatas ada seorang pengemis yang mengharapkan sumbangan, disini kita sebagai manusia tidak punya kekuatan, keinginan untuk mendatangkan pengemis tersebut dan kejadian itu muncul begitu saja tanpa kehendak kita, sehingga ini menurut prespektif kita adalah kuasa Tuhan. Dalam menyikapi respon tersebut ada konsekuensi yang harus ditanggung oleh manusia karena manusia diberi kuasa melalui hati, akal dan tubuh oleh Tuhan dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan di dunia. Respon awal yang disajikan Tuhan bermuatan netral. manusia melalui hati, akal, tubuh menjabarkan respon awal tersebut yang menghasilkan sebuah konsekuensi yang ditanggung oleh manusia. Dari contoh tersebut, misalnya jika kita memberi pengemis tersebut sumbangan akan muncul konsekuensi bahagia untuk si pengemis. Dan jika misalnya kita tidak memberikan sumbangan akan muncul konsekuensi kekecewaan bagi si pengemis.

No comments:

Post a Comment