IMPERIALISME-KOLONIALISME
Feodalisme muncul tepatnya pada
akhir abad 14 awal abad 15 ketika
orang-orang Eropa berhasil mengatasi persoalan hambatan geografis. Solusi dari
hambatan geografis diatas berawal dari ditemukannya kompas sebagai penunjuk
arah dan berkembangnya pengetahuan kelautan.
kolaborasi dari dua penemuan baru tersebut membuat watak ekspansionis bangsa Eropa menemukan momentum dan ruang geraknya. Sejak saat itulah penaklukan dunia yang fenomena historisnya berbentuk imperialisme-kolonialisme di berbagai belahan dunia oleh bangsa Eropa dimulai. Bangsa Eropa datang kebeberapa benua dunia diantaranya benua Amerika, Afrika, Asia sebagai penakluk untuk mengeruk kekayaan alamnya, memperbudak penduduk asalnya sekaligus mengumumkan pengukuhan dirinya sebagai ras yang paling unggul dari ras dan bangsa-bangsa lain.
kolaborasi dari dua penemuan baru tersebut membuat watak ekspansionis bangsa Eropa menemukan momentum dan ruang geraknya. Sejak saat itulah penaklukan dunia yang fenomena historisnya berbentuk imperialisme-kolonialisme di berbagai belahan dunia oleh bangsa Eropa dimulai. Bangsa Eropa datang kebeberapa benua dunia diantaranya benua Amerika, Afrika, Asia sebagai penakluk untuk mengeruk kekayaan alamnya, memperbudak penduduk asalnya sekaligus mengumumkan pengukuhan dirinya sebagai ras yang paling unggul dari ras dan bangsa-bangsa lain.
Dalam realitasnya praktek
imperialisme-kolonialisme tidak hanya terbatas dalam ruang ekonomi-politik,
akan tetapi lebih jauh dari itu adalah penjajahan cultur dan kebudayaan
masyarakat terjajah untuk diseragamkan dengan budaya orang kulit putih. Atas
dasar itulah, dapat dikatakan
bahwa munculnya kapitalisme sebagai suatu sistem dunia pararel atau beriringan
dengan dimulainya praktek imperialisme-kolonialisme jagad raya. Dan dari
imperialisme-kolonialisme inilah akumulasi modal mulai terkonsentrasi di
berbagai belahan wilayah Eropa, terutama di Inggris.
LIBERALISME
Pemikiran
liberal (liberalisme) berkembang sejak masa Reformasi Gereja dan Renaissans
yang menandai berakhirnya Abad Pertengahan. Disebut liberal karena secara
harfiah berarti bebas dari batasan (free from restraint), dalam hal ini
liberalisme menawarkan konsep kehidupan yang bebas dari pengawasan gereja dan
raja. Ini berkebalikan dengan kehidupan Barat Abad Pertengahan ketika gereja
dan raja mendominasi seluruh segi kehidupan manusia.
liberalisme
mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir
bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari
pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya pertukaran gagasan yang
bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang
relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak
adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham
liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.
liberalisme
akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya
sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Kemudian Demokrasi sejati tidak
terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan
dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok
mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan
menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas. Pandangan
demokrasi yang menjadi landasan suatu sistem yang unggul antara lain :
1. Anggota
masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
2. Pemerintah
hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat
keputusan diri sendiri.
3. Kekuasaan
dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.
4. Semua
masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar
individu berbahagia
5. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan
dan tidak dapat dilanggar oleh kekuasaan manapun..
KAPITALISME
Muncul dan
perkembangan kapitalisme, diawali
dengan kapitalisme industrial, para ahli mendefinisikan kapitalisme
adalah satu sistem ekonomi yang berlandaskan pada filsafat
individualisme-liberalisme yang memiliki implikasi kebebasan manusia untuk
mengekploitasi apapun yang dapat menguntungkan individu tersebut. Dalam perkembangannya kapitalisme
berkembang menjadi tiga fase perkembangan, yakni kapitalisme fase
awal ( 1500-1750), yaitu kapitalisme yang bertumpu pada industri sandang di
Inggris. Kapitalisme pada masa ini masih sangat sederhana. yaitu ditandai
dengan praktek permintalan benang yang masih mengunakan masinal sederhana.
Sementara kebutuhan produksi disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Pada abad
XVI industri sandang dibeberapa pedesaan di Inggris mengalami perkembangan
produksi yang sangat pesat. Pemasukan keuangan negara yang pada awalnya hanya
berasal dari pajak rakyat mulai bertambah dengan pendayagunaan surplus sosial
(semacam tabungan sosial dari beberapa pabrik sandang) sehingga paham kapitalis semakin
menuju pusatnya.
Kapitalisme fase
klasik ( 1750-1914),
Fase ini ditandai dengan bergesernya sistem pembangunan kapitalisme dari
sistem perdagangan (merkantilisme) ke sistem industri, tepatnya ketika terjadi
revolusi industri di Inggris yang kemudian menjadikan masa ini sebagai masa
transisi dari dominasi modal perdagangan ke dominasi modal industri. Perubahan
sistem ini dilatarbelakangi oleh perkembangan baru dalam keilmuan
manajemen-organisasi dan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi dan
kapitalisme fase lanjut (1914-1945) Fase ini ditandai dengan peristiwa bergesernya
dominasi modal dari belahan dunia Eropa ke negara adi daya baru Amerika Serikat
yang dilatarbelakangi oleh hancurnya sistem ekonomi Eropa akibat perang yang
berkepanjangan yang mengakibatkan terjadinya krisis besar-besaran dihampir
negara kapitalis Eropa, terutama Inggris yang pada awalnya sebagai negara
kapitalis Eropa terkaya.
SOSIALISME
Sosialisme muncul sebagai reaksi dari paham liberalisme
ekonomi dan kapitalisme modern yang muncul akibat Revolusi Industri. Hal ini dikarenakan Revolusi
industri telah menciptakan ketimpangan kemakmuran antara golongan borjuis
(majikan) dan proletas (buruh). Kaum borjuis berhasil mendapatkan keuntungan
yang sangat besar sehingga berada pada taraf kemakmuran yang tinggi. Kaum buruh
hidup menderita dan miskin sehingga dengan kemiskinan meningkatkan angka
kriminalitas. Sehingga muncul gerakan untuk memperbaiki nasib kaum buruh yang
dikenal dengan revolusi sosial.
Awal
sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19. Sosialisme ini lebih
didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan
perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis.
Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh
secara bertahap.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Penggunaan istilah sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda-beda oleh berbagai kelompok, tetapi hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian yang dengan sistem ekonomi menurut mereka dapat melayani masyarakat banyak daripada hanya segelintir elite.
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya di selesaikan dengan cara demokratis.
KOMUNISME
Komunisme lahir
sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu
mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh. Secara umum komunisme
sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang
membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang
rasional dan nyata.
Dalam komunisme perubahan sosial
harus dimulai dari peran Partai Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan
sosial dimulai dari buruh atau yang lebih dikenal dengan proletar, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi
partai. Komunisme sebagai anti kapitalisme juga menggunakan sistem sosialisme
sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi.
Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran
rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya, dan
karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.
Adapun
ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani
Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak
ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka,
keberadaan Tuhan terserah kepada manusia. Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang
kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau
sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin.
Komunisme juga kurang menghargai individu, terbukti dari ajarannya yang tidak
memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
KONSERVATISME
Ideologi
konservatisme yang dikumandangkan oleh Edmund Burke, 1729-1797. Dimana ideologi
konservatisme ini telah merasuk ke beberapa negara sekular yang ada sekarang. Konservatisme
adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah
ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservÄre, melestarikan;
"menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki
nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai
kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak konservatif
berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali
kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, the status quo ante.
Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.” Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.
Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan.” Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.
Ciri-Ciri Ajaran Ideologi Konservatisme
1. Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja
2. Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat.
3. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara semuanya dianggap suci.
4. Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme.
NASIONALISME
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Ikatan
nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot.
Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri
sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini,
yang notabene lemah dan berkekuatan rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam
dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan
suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu
terusir dari negeri itu, luntur dan sirnalah kekuatan nasionalisme ini.
FASISME
Fasisme
merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa
demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter
sangat kentara. Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito
Mussolini. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa
dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme
berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme
saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking
kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap
lebih rendah.
Menurut
Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri unsur sebagai berikut:
Pertama, ketidak
percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik
dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi
didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap
masalah ras, kerajaan atau pemimpin.
Kedua,
pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru
pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria
melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota
partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus
melampaui yang lemah. Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam)
yang berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang mengedepankan
kekuatan.
Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya.
Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya.
Keempat,
pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus
dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota
masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan
si-elit.
Kelima,
totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam
meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami
kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder
(anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum
fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum
penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti
pembunuhan dan penganiayaan.
Keenam,
Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum
elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan
kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa
elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga
merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari
pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai.
No comments:
Post a Comment